Wednesday, December 19, 2007

???

Telah kutitipkan padamu semua rasa yang kupunya
Satu demi satu kupilah bait-bait katamu
Tetapi kalimatmu tak juga kupahami,dan selayaknya hantu makna itupun tak kasat mata

Habis sudah kuminum semua racun yang telah kau tuangkan dalam cawan emasku yang kureguk dengan suka-cita
Dan seperti kabut, rasamu pudar,lenyap tertelan keheningan diri
Dengarkah kau tangisan hati yang terdengar sayup, kelu dan bahagia sekaligus?
Hati yang tersayat sejuta sembilu
Jiwa pun membisu tak menemukan kata untuk berbisik, terpuruk dalam kebijaksanaan hampa, kosong bagaikan pekuburan sunyi tempat para pemimpi dan penyair serta pecinta yang terbaring resah

Kini Kuil-kuil pecinta keindahan telah diisi dengan setan-setan hina yang menari riang dengan bunga ditangan
Kini peri-peri penjaga cinta telah muak untuk mandi di mata air keremajaan
Dan perempuan-perempuan suci itu telah menukar kesetiaan dan kesuciannya dengan pedang berkilau yang terhunus
Kini aku mencoba mendendangkan duka-citaku dengan suara yang lirih tertatih, belajar memahami kepedihanku
Bukankah kepedihan ini juga nikmat?

Biarlah kusimpan rapat rasamu yang pernah bermesra dengan jiwaku dalam kotak besi yang berhias permata
Sudah saatnya bagiku untuk mengambil tempatku diantara penyair dan pecinta yang telah terkubur dalam kesetiaan buta dan tersiksa akan syairnya sendiri
Akan kuambil penaku yang tintanya berasal dari darahku sendiri, kugoreskan nisanku dengan luka di dada :"Di sini telah terkubur jiwa yang hilang dan tubuh seorang kekasih yang kehilangan kekasih"


Oleh : Agus. supriyanto, April 07, 2005

No comments: