Thursday, December 20, 2007

9 Bahan Pangan yang Perlu Diwaspadai:

9 Bahan Pangan yang Perlu Diwaspadai:


1. Singkong (Manihot Utilissima)
Kita semua pasti mengenal tanaman ini ,
umbinya kaya akan kandungan karbohidrat dan daunnya
tinggi vitamin A, kondisi ini menjadikan singkong
sangat potensial sebagai alternatif lain sumber
kalori bagi tubuh. Tetapi siapa sangka, varietas
singkong jenis Sao Pedro Petro, baik pada umbi maupun
daunnya mengandung glikosida cayanogenik. Zat ini
dapat menghasilkan asam sianida (HCN) atau senyawa
asam biru yang bersifat sangat toksik (beracun).
Umbi dan daun singkong yang mengandung racun biasanya
ditandai dengan berasa pahit dan baunya langu.
Perebusan dan perendaman dalam air mengalir dapat
mengurangi kandungan racun yang terkandung karena,
sifat dari asam sianida larut di dalam air.

2. Jengkol (Pithecolobium Lobatum) dan petai Cina
Sejenis biji-bijian yang enak di olah sebagai
semur, botok maupun di makan mentah sebagai lalap.
Anda yang hobi mengkonsumsi jengkol atau petai cina,
sebaiknya berhati-hati dan jangan mengkonsumsinya
dalam keadaan mentah. Mengingat di dalam biji jengkol
terkandung asam jengkolat (Jencolid Acid). Asam
Jengkolat dapat menyebabkan keracunan yang di tandai
dengan mual dan susah buang air kecil, karena
tersumbatnya saluran kencing. Racun jengkol dapat
dikurangi dengan cara perebusan, perendaman dengan
air, atau membuang mata lembaganya karena kandungan
racun terbesar ada pada bagian ini. Kebiasaan
masyarakat Sunda mengkonsumsi jengkol sepi, yaitu
jengkol yang telah dipendam dalam tanah selama dua
atau tiga hari sangat baik karena, dapat mengurangi
racun dan meningkatkan cita rasa dari jengkol.
Lain halnya dengan petai cina (leucaena
Glauca). Bahan pangan ini mengandung mimosin, yaitu
sejenis racun yang dapat menjadikan rambut rontok
karena retrogresisi di dalam sel-sel partikel rambut.

3. Kentang (Solanum Tuberosum L)
Di dalam kentang terkandung alkoloid (solanin)
yang dapat menimbulkan keracunan. Racun ini sebagian
besar terdapat pada bagian dekat kulit. Solanin akan
semakin banyak jumlahnya jika kulit kentang sudah
berwarna hijau dan bertunas karena di simpan dalam
jangka waktu lama. Untuk menghindari keracunan,
sebaiknya mengupas kentang sedikit tebal dan
merendamnya dalam larutan air yang telah dicampur
dengan garam.

4. Kopi (Caffea Arabica) dan Teh (camelia Sinensis)
Kopi dan teh mengandung kefein yaitu senyawa
yang pahit rasanya. Kafein ini bersifat diuretik ,
merangsang pengeluaran kelenjar urin, merangsang kerja
otak dan aktifitas jantung. Jika konsumsi tidak
berlebihan, kafein memberikan konstribusi yang
positif, seperti badan terasa lebih segar dan
menghilangkan rasa ngantuk. Jika melebihi ambang
batas, konsumsi teh dan kopi akan berakibat sukar
tidur, jantung berdebar-debar dan bayi lahir cacat
jika dikonsumsi oleh ibu hamil.

5. Kacang-Kacangan dan Hasil Olahannya
Sejak di tanam kacang tanah sudah terkontaminasi
oleh sejenis kapang yang bernama Aspergillus Flavus.
Kapang ini akan memproduksi racun yang dikenal dengan
Alfatoksin, dan berdasarkan hasil penelitian,
alfatoksin dapat menjadi pemicu terbentuknya tumor
pada hewan percobaan.
Hasil olah kacang-kacangan yang perlu diwaspadai
adalah tempe, terutama tempe bongkrek. Fermentasi
yang gagal dan hygiene yang buruk dalam proses
pembuatan tempe dapat mengakibatkan kontaminasi
bakteri. Pseudomonas cocovenans adalah salah satunya.
Bakteri ini akan menghasilkan toxoflavin, senyawa
yang sangat beracun dan dapat mengakibatkan kematian.
Hindarilah konsumsi kacang-kacangan dan hasil olah
yang sudah rusak dan beraroma menyimpang (tengik).
Untuk produk yang dikalengkan perhatikan tanggal
kedaluarsa dan keutuhan kemasan.

6. Susu Segar
Susu, terutama susu segar mudah sekali mengalami
kerusakan. Bakteri staphylococcus Aureus salah satu
jasad srenik yang menyukai susu sebagai media
hidupnya. Keracunan bakteri ini biasanya ditandai
dengan gangguan sistem pencernaan seperti, mual,
muntah dan diare. Pencegahan bisa dilakukan dengan
perebusan susu segar selama 10 menit pada suhu 66oC,
pada suhu ini biasanya bakteri akan mati. Biasakan
memanaskan susu segar sebelum dikonsumsi dan jangan
membiarkan susu segar pada suhu ruang.

7-8. Ikan dan Udang
Keracunan ikan, udang, kerang dan hasil laut
biasanya karena telah terkontaminasi zat-zat kimia
beracun. Pencemaran merkuri, timah dan logam-logam
berat lainnya, seringkali terkandung dalam produk
seafood. Meningkatnya pencemaran laut dan menurunya
kualitas air sebagai medium hidup mereka adalah salah
satu penyebabnya. Frozen seafood atau hasil laut yang
sudah dibekukan lama juga media yang baik untuk
berkembangnya Vibrio parahaemolyticus, sejenis bakteri
yang sangat beracun. Pilih sea food dalam kondisi
sesegar mungkin agar terhindar dari bahaya keracunan.

9. Daging dan Hasil Olah Dalam Kemasan
Di dalam daging mentah terkadang ditumbuhi
bakteri Clostrridium Perfringens. Bakteri ini
biasanya tumbuh karena kontaminasi yang disebabkan
buruknya sanitasi dan hygiene lingkungan. Gejala
keracunan biasanya akan tampak setelah 10-12 jam
setelah mengkonsumsi makanan yang tercemar. Gejala
yang timbul, mual, muntah, nyeri perut dan diare.
Hasil olah daging, terutama produk yang dikemas
dalam kaleng/plastik juga perlu diwaspadai. Sosis,
ham dan kornet merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan Clostridium Batulinum. Bakteri ini suka
berkembang biak pada bahan makanan sumber protein,
tahan panas dan menyukai tempat yang anaerob (hampa
udara), makanan di dalam kemasan adalah tempat
faforitnya. Berhati-hatilah dengan daging dan produk
olahan daging yang lain, karena satu mikrogram
Botulinin sudah cukup untuk membunuh manusia. Untuk
menghindari keracunan, jangan mengkonsumsi daging dan
hasil olah yang sudah menyimpang, baik tekstur, aroma
dan rasanya.

Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan
Jika terjadi keracunan makanan, maka pertolongan
pertama yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air§
putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu yang telah
dicampur dengan telur mentah.
Agar perut terbebas dari racun, berikan norit§
dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-turut
dalam setiap jamnya.
Air santan kental dan air kelapa hijau yang§
di campur 1 sendok makan garam dapat menjadi
alternatif jika norit tidak tersedia.
Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan§
agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan jari pada
kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari
kepala untuk memudahkan kontraksi.
Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa§
segera ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk
mendapatkan perawatan intensif.
Memang bahaya keracunan makanan dapat menimpa siapa
saja, baik racun alami, kontaminasi mikroba,
pencemaran logam berat dan juga residu pestisida.
Untuk itu kecermatan kita di dalam memilih, mengolah
dan mengkonsumsi makanan perlu di perhatikan, terutama
bahan pangan yang memungkinkan terdapat racun di
dalamnya. Tentunya agar kasus keracunan yang pernah
terjadi tidak terulang lagi.

No comments: